Model Pembelajaran Reciprocal Teaching: Pengertian, Strategi, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangannya
![]() |
Ilustrasi diskusi kelompok siswa SD pakai pembelajaran Reciprocal Teaching |
Model pembelajaran di zaman sekarang diibaratkan sebagai sebuah softwarenya komputer, dalam artian yang akan menjiwai pembelajaran itu sendiri.
Banyak sekali model pembelajaran inovatif yang sudah berkembang dan bermunculan di abad modern ini. Salah satu yang bisa dicoba diterapkan adalah model pembelajaran Reciprocal Teaching.
Pengertian Model Reciprocal Teaching
Model Pembelajaran Reciprocal Teaching adalah kegiatan mengajarkan materi kepada teman, atau bisa diartikan juga sebagai tutor sebaya.
Maksudnya adalah beberapa siswa silih berganti berperan sebagai "guru sementara" untuk menyampaikan materi kepada teman-temannya di kelas.
Lalu, guru berperan menjadi apa? Nah untuk guru ini lebih berperan sebagai model yang menjadi fasilitator, pembimbing, dan melakukan scaffolding apabila siswa kurang mengetahui materi guru bisa meluruskan ataupun memberi tahu.
Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih mengetahui (guru) kepada orang yang kurang mengetahui ataupun belum mengetahui sama sekali (siswa).
Jadi secara jelasnya, model Reciprocal Teaching ini merupakan model yang di mana siswa diberi kesempatan mempelajari materi terlebih dahulu. Setelah itu siswa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain yang bisa disebut juga sebagai "guru sementara". Untuk Guru yang asli hanya bertugas sebagai fasilitator, moderator dan pembimbing. Apabila siswa kurang paham atau perlu penjelasan lebih lanjut, maka guru memberikan penjelasan ataupun penguatan terhadap materi yang dibahas dan disampaikan oleh siswa yang jadi "guru sementara, tutor sebaya" itu.
Strategi Model Reciprocal Teaching
Model pembelajaran Reciprocal Teaching memiliki empat strategi khusus dalam proses pembelajaran menurut Palincsar (1984), yakni sebagai berikut.
1. Questioning Generating
Questioning Generating merupakan strategi memberikan kepada siswa untuk membuat pertanyaan terkait materi yang sedang dipelajari. Harapan dari membuat pertanyaan tersebut lebih ke supaya siswa dapat mengungkap penguasaan konsep terhadap materi yang dibahas.
2. Clarifying
Clarifying merupakan strategi berupa memberikan kesempatan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi, maka siswa dapat bertanya kepada guru tentang konsep tersebut, dan guru dapat mengklarifikasi konsep dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.
3. Predicting
Predicting adalah strategi di mana siswa melakukan hipotesis (praduga, perkiraan) mengenai apa konsep yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji.
4. Summarizing
Summarizing merupakan strategi memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasikan dan mengintegrasikan informasi-informasi yang terkandung dalam materi.
Langkah-langkah Model Reciprocal Teaching
Setiap model pembelajaran mempunyai langkah-langkah aktivitas belajar tersendiri, termasuk juga langkah-langkah Reciprocal Teaching menurut Shoimin (2020:154), yaitu:
1. Membagi Siswa jadi Beberapa Kelompok Heterogen, Langkah pertama adalah membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen. Setelah itu, mereka diberikan Lembar Kerja Siswa (student worksheet) dan mendiskusikannya bersama teman-teman sekelompok.
2. Siswa membuat pertanyaan (Questioning Generating), siswa membuat pertanyaan yang dibahas kemudian mendiskusikan bersama teman-teman satu kelompoknya.
3. Menyajikan hasil kerja kelompok, selanjutnya setelah berdiskusi bersama teman-teman, tiap kelompok menyajikan hasil kerjanya kepada siswa yang lain. Untuk kelompok yang lain menanggapi maupun bertanya tentang hasil temuan kelompok tersebut.
4. Mengklarifikasi Permasalahan (Clarifying), kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang dianggap sulit kepada guru. Guru berusaha menjawab dengan memberi pertanyaan pancingan.
5. Memberikan soal latihan yang memuat soal pengembangan (Predicting), guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Soal ini memuat soal pengembangan. Hal ini bermaksud supaya siswa dapat memprediksi (menduga, berhipotesis) tentang materi apa yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, contohnya.
6. Menyimpulkan materi yang dibahas (Summarizing), setelah itu siswa diminta untuk menyimpulkan terkait materi yang telah dipelajari.
Kelebihan Model Reciprocal Teaching
Berikut ini kelebihan ataupun keutamaan dari model pembelajaran Reciprocal Teaching, yaitu:
- Melatih siswa untuk bisa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada orang lain, siswa yang lain.
- Memupuk kerja sama antar siswa, karena adanya diskusi kelompok.
- Melatih kemampuan berpikir kritis siswa, karena siswa harus membuat pertanyaan. Dan apabila ada hal yang tidak dipahami, bisa diperkuat oleh penjelasan dari guru.
- Memupuk keberanian berbicara di depan kelas.
- Melatih siswa untuk menganalisis masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.
Kekurangan Model Reciprocal Teaching
Selain daripada kelebihan, ada juga kekurangan ataupun kelemahan dari model pembelajaran Reciprocal Teaching, yaitu:
- Tidak semua mata pelajaran, ataupun sub materi pelajaran menggunakan model ini.
- Apabila siswa yang berperan sebagai "guru sementara" (yang menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari), bisa menyebabkan tujuan tidak tercapai.
- Apabila Pendengar (siswa yang tak berperan) sering menertawakan temannya yang jadi "guru sementara", maka bisa merusak suasana.
- Kurangnya perhatian dan respon siswa, bisa menghambat aktivitas belajar dalam model ini.
- Membutuhkan waktu yang cukup lama.
- Tidak mungkin semua siswa dapat giliran menjadi "guru sementara" karena pasti butuh waktu lama.
Nah itulah beberapa pengertian, strategi, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Reciprocal Teaching. Semoga bermanfaat dan tetap semangat.
Daftar Pustaka
- Shoimin, Aris. 2020. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
- Palincsar, Annemarie. Reciprocal teaching of comprehension-fostering and monitoring activities, Cognition and Instruction, 1984. DOI:10.1207/s1532690xci0102_1