Model Pembelajaran Complete Sentence: Pengertian, Langkah-langkah, Prinsip, Kelebihan dan Kekurangannya
![]() |
Contoh kalimat yang rumpang, kurang lengkap dan diisi kunci jawaban yang tersedia. Sumber gambar: Brainly. |
Ada banyak variasi model-model pembelajaran, dari tipe kooperatif, tipe konstruktivisme dan sebagainya.
Salah satu model pembelajaran yang perlu kita coba dalam kegiatan belajar mengajar di kelas adalah model Complete Sentence.
Pengertian Model Complete Sentence
Complete Sentence merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna, belum utuh, dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia.
Model ini sangat cocok untuk siswa sekolah dasar sederajat. Karena jawaban untuk mengisi sudah tersedia di daftar jawaban, tinggal dicocokkan dengan kalimat yang belum sempurna tersebut.
Langkah-langkah Model Complete Sentence
Menurut Shoimin, Aris (2020:36), menjelaskan bahwa terdapat beberapa langkah atau urutan aktivitas belajar dari model Complete Sentence diantaranya:
- Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai.
- Guru menyampaikan materi secukupnya, atau menyuruh siswa membaca buku / modul dengan waktu secukupnya.
- Siswa dibagi ke dalam 2 - 3 kelompok heterogen.
- Guru memberikan lembar kerja siswa (student worksheet) berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap, belum sempurna, belum utuh.
- Setelah itu, siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing untuk melengkapi kalimat yang belum utuh tersebut, dan menjawabnya sesuai dengan kata kunci jawaban yang tersedia.
- Setelah jawaban didiskusikan dan diisi siswa, guru mengoreksi jawaban yang salah dari setiap kelompok.
- Kemudian setelah kalimat atau paragraf tersebut menjadi utuh, setiap siswa membacanya sampai mengerti dan hafal.
- Guru menyimpulkan materi yang dipelajari.
Prinsip-prinsip Model Complete Sentence
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika menggunakan model pembelajaran Complete Sentence ini, diantaranya:
- Soal yang diberikan berupa kalimat atau paragraf yang belum lengkap (belum utuh), sehingga makna atau arti kalimat / paragraf tersebut jika belum diisi jawabannya, belum dapat dimengerti dengan utuh pula.
- Kalimat atau paragraf dapat dilengkapi dengan pilihan kata maupun frasa yang sudah disediakan.
- Harus diisi dengan kata-kata tertentu, misalnya istilah keilmuan, kata asing, dan sebagainya.
- Jawaban dari kalimat yang belum lengkap itu sudah disediakan, di kolom kunci jawaban.
Kelebihan Model Complete Sentence
Selain langkah-langkah dan prinsip-prinsip, model Complete Sentence juga memiliki kelebihan, keunggulan atau keutamaan, yakni sebagai berikut.
- Pembuatan soal (kalimat yang belum lengkap) tergolong mudah, hanya dengan beberapa menghilangkan satu atau dua kata dalam kalimat tersebut.
- Pembuatan soal tidak memerlukan waktu yang lama.
- Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu memadukan / mencocokkan kalimat yang kurang lengkap dengan kunci jawaban yang ada.
- Siswa bisa membaca kalimat tersebut setelah utuh, dan memahaminya maupun menghafalnya dengan baik.
- Siswa belajar berkolaborasi dan berdiskusi bersama teman-temannya dalam kelompok.
- Untuk siswa SD kelas 1, 2, dan 3 ini menjadi pembelajaran yang menarik dan melatih otaknya untuk bisa menghubungkan sebuah kalimat.
- Proses belajar tidak memerlukan waktu waktu yang banyak.
Kekurangan Model Complete Sentence
Selain kelebihan Model Complete Sentence, ada juga kekurangan atau kelemahan dari model Complete Sentence, meliputi:
- Siswa kurang terpacu dan berpikir aktif maupun kreatif dalam mencari jawaban, karena hanya cukup melihat dan mencocokkan kalimat dengan kata kunci jawaban yang tersedia.
- Tidak semua mata pelajaran bisa menggunakan model ini.
- Tidak cocok digunakan untuk hal-hal yang abstrak, dan ditingkat pendidikan yang lebih tinggi, karena model ini kurang mendukung pembelajaran berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.
Daftar pustaka
- Shoimin, Aris. (2020). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hlm 36.