Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Model Pembelajaran Mind Mapping: Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangannya

diagram mind mapping
Contoh diagram mind mapping. Sumber gambar: Psynso.com
Model pembelajaran yang bervariasi sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebab, banyak sekali bermunculan model-model baru yang selaras dengan tuntutan pendidikan di abad 21.

Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan Creativity, Critical Thinking dan Collaborative adalah model Mind Mapping.

Pengertian Model Mind Mapping

Model mind mapping atau mempetakan pemikiran, pemetaan pikiran adalah model pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan memetakan konsep dan gagasan yang terpikir oleh siswa.

Mind mapping ini mendorong siswa berpikir kreatif dan berpikir kritis, karena ketika pembelajaran berlangsung siswa dituntut untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, dan mengerjakan tugas baru secara terencana.

Konsep model Mind Mapping ini yakni teknik pemanfaatan seluruh otak (pemikiran) dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis untuk membentuk sebuah kesan, atau dalam artian pikiran yang ada diotak diwujudkan, ditulis dan digambarkan dalam sebuah kertas, media dan sebagainya.

Dimana otak manusia ini multifungsi dalam mengingat informasi, baik itu berbentuk gambar, simbol, suara, perasaan dan lainnya. Dengan menggunakan model Mind Mapping ini akan membantu siswa dalam memahami materi secara cepat, sebab berbentuk gambaran konsep yang mudah dilihat, terstruktur, dan simple. Artinya, lebih efektif ketimbang catatan tradisional (hanya teks saja).

Selain itu, mind mapping ini melatih siswa terbiasa mengorganisasi gagasan, informasi maupun konsep kepada bagian-bagian tertentu, sehingga runtutan dan urutan konsepnya bisa ditelusuri dan dipahami dengan mudah.

Kiat-kiat Membuat Mind Mapping

Menurut DePorter (2005) dalam Shoimin (2020), menyebutkan ada beberapa kiat-kiat dalam membuat suatu peta pikiran (mind map), yaitu:

1. menulis gagasan utama di tengah-tengah kertas dan melingkupinya dengan lingkaran, segiempat, atau bentuk lain yang mudah dilihat.

2. tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin dan gagasan utama, disertai garis penghubung. Jumlah cabangnya tergantung dari jumlah gagasan, konsep, submateri dan sebagainya. Diharuskan menggunakan warna yang berbeda untuk tiap-tiap cabang, supaya terlihat jelas. Layaknya sebuah ranting pohon dan cabangnya berupa daun-daun.

3. Menulis kata kunci (keyword) maupun frasa pada tiap-tiap cabang-cabang yang dikembangkan secara detail. Keyword merupakan kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan , dan memicu ingatan siswa.

4. Menambahkan simbol-silmbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk semakin mempertajam ingatan siswa, atau mendapatkan ingatan yang lebih baik.

Langkah-langkah Model Mind Mapping

Seperti model pembelajaran yang lain, model mind mapping pun ada runtutan aktivitas belajar yang harus dilaksanakan secara utuh, meliputi langkah-langkah model mind mapping (Shoimin, 2020) sebagai berikut.
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
  2. Guru menyajikan mateir sebagaimana biasanya.
  3. Untuk mengetahui daya serap siswa dan saling berbagi - bertukar gagasan, bentuklah kelompok berpasang-pasangan, 1 kelompok terdiri dari 2 orang siswa.
  4. Guru memberikan instruksi kepada salah satu seorang siswa dalam pasangan tersebut (kelompok) untuk menceritakan materi yang baru diterima dari guru, dan pasangannya mendengar - menyimak sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu pula kelompok lainnya.
  5. Setelah itu setiap siswa membuat peta pikiran (mind map) pada kertas kosong atau buku gambar (drawing book), sesuai dengan kiat-kiat membuat peta pikiran menurut DePorter diatas.
  6. Setelah selesai membuat mind map, seluruh siswa secara bergiliran ataupun diacak (random) untuk menyampaikan hasil mind mapnya, dan hasil menyimak materi yang disampaikan oleh pasangan kelompoknya.
  7. Guru memberikan tanggapan terhadap mind map dari setiap siswa.
  8. Guru mengulangi (menjelaskan kembali materi, apabila ada yang belum dipahami siswa.
  9. Kesimpulan dan penutup.

Kelebihan Model Mind Mapping

  1. dengan mind mapping, siswa dapat mengorganisakan ide-ide, gagasan-gagasan, konsep-konsep kedalam sebuah peta pikiran dalam secarik kertas, buku gambar dan sebagainya yang mudah diingat runtutan dan urutannya, dari cabang paling luar sampai ke gagasan utama di paling tengah.
  2. cara ini cepat dan mudah diingat oleh siswa, karena berupa kata-kata kunci.
  3. Proses menggambar diagram atau peta pemikiran, bisa memunculkan ide-ide lain, selain itu meningkatkan kreativitas menggambar. Bisa saja mind map dibentuk seperti pohon yang banyak ranting, daun dan buahnya.
  4. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis materi ketika di rumah (memperjelas, spesifik, rinci).

Kekurangan Model Mind Mapping

Selain, kelebihan model pembelajaran mind mapping, disini juga ada kekurangan dari model mind mapping, yakni sebagai berikut.
  1. Apabila siswa kurang aktif, bahkan tidak membuat mind map atau diagram, maka siswa akan ketinggalan. Dalam artian hanya siswa yang aktif dan berpartisipatif yang terlibat.
  2. Tidak seluruh murid belajar.
  3. Ketika membuat diagram / mind map, perlu dibimbing guru, apalagi jika siswanya banyak dalam satu kelas, maka guru bisa kesulitan membimbingnya.
  4. Informasi yang rinci, termasuk deskripsinya sulit dimuat, apalagi jika dalam secarik kertas saja.
Nah itulah pengertian, kiat-kiat, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran mind mapping. Semoga bermanfaat, dan terima kasih.

Daftar Pustaka

  • Shoimin, Aris. 2020. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.