Model Pembelajaran Outbound: Pengertian, Langkah-langkah, Prosedur Kerja, Kelebihan dan Kekurangannya
![]() |
Contoh kegiatan pembelajaran outbound siswa SMP. Sumber gambar: SMPN 3 Temanggung. |
Pembelajaran bukan hanya di ruangan kelas saja, tetapi bisa juga di luar ruangan kelas termasuk alam terbuka. Salah satu model pembelajaran yang terfokus pada kegiatan belajar di alam terbuka adalah model Outbound.
Pembelajaran di alam terbuka sudah mulai dilakukan dari tahun 1821 saat didirikannya Round Hill School, namun secara tersistemnya baru dimulai tahun 1941 di Inggris, ketika lembaga pendidikan outbound pertama dibangun oleh Kurt Hahn, seorang pria berkebangsaan Jerman yang tinggal di Inggris.
Pengertian Model Pembelajaran Outbound
Sesuai dengan namanya, outbound adalah kata bahasa Inggris, yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah "keluar", bisa dimaknai di luar ruangan, di luar kelas, atau di alam terbuka.
Model pembelajaran Outbound ini berkonsep bahwa pembelajaran juga harus disertai dengan petualangan dan permainan, supaya selain mengasah intelektual saja, tetapi peduli dan berinteraksi dengan alam.
Nantinya siswa akan memiliki pengalaman tersendiri, setelah berinteraksi dengan alam. Mereka secara tidak langsung akan mengenal tumbuhan, tanaman, udara dan angin yang segar, serta khazanah belajar yang mungkin tidak bisa didapatkan ketika di dalam ruangan kelas.
Secara garis besar, outbound itu adalah kegiatan di luar ruangan (kelas) yang bersifat petualangan dan penuh tantangan sebagai proses pembelajaran untuk menemukan dan mengenali potensi-potensi yang ada dalam diri mereka sendiri. Selain itu, outbound adalah kegiatan belajar sambil bermain atau sebaliknya.
Menurut Vygotsky dalam Shoimin (2020), menjelaskan bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif anak, serta berperan penting terhadap perkembangan sosial dan emosinya. Selain itu, menurut Heterington dan Pakre, menyebutkan bahwa bermain memungkinkan anak untuk meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah yang dihadapinya, menghayati perannya, serta memamahi peran orang lain.
Langkah-langkah Model Outbond
Setiap model memiliki langkah-langkah, tahapan-tahapan ataupun sintaksis yang harus dilaksanakan semuanya, sebagai perpaduan aktivitas pembelajaran yang utuh. Untuk itu, inilah langkah-langkah model pembelajaran outbound menurut Uwes dalam Shoimin (2020), yaitu sebagai berikut.
Tahap 1 : Experience
Pada tahap 1 ini adalah experience. Apa yang dimaksud dengan Experience? maksudnya adalah membiarkan siswa mengalami dengan melakukan hal tertentu (perform and do it). Contohnya siswa melakukan petualangan ke sebuah hutan kecil atau persawahan, nanti dia harus menganalisis apa saja yang ada disana, tumbuhan, tanaman dan sebagainya.
Tahap 2 : Share
Pada tahap 2 adalah share atau berbagi pengalaman. Setelah melewati tahap Experience, siswa harus berbagi atau mengemukakan pengalamannya, apa saja yang ia lihat dan temukan ketika melewati hutan kecil atau persawahan, diberitahukan kepada teman-temannya yang lain dan gurunya.
Tahap 3 : Process
Tahap ketiga adalah process atau analisis dari pengalaman yang telah di dapat. Setelah melewati tahap pengalaman dan berbagi pengalaman, maka siswa melakukan analisis, apa yang ia temukan, yang ia alami ketika bertualang atau bermain, termasuk juga menimbang apa-apa pengalaman yang dialami oleh teman-temannya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara berdiskusi dengan teman-temannya.
Tahap 4 : Generalize
Tahap keempat adalah generalize atau menghubungkan pengalaman dengan situasi senyatanya. Dalam artian menyimpulkan hasil analisis tadi (pada tahap process).
Tahap 5 : Apply
Tahap kelima adalah apply atau menerapkan terhadap situasi yang serupa atau lebih menantang / level lebih tinggi. Tahap 5 ini sama dengan tahap 4. Namun dalam hal ini, level penguasaan ditingkatkan ke hal baru yang lebih tinggi. Nah hal baru tersebut akan menjadi bahan untuk pada langkah experiental learning mulai dari tahap 1, 2, 3, 4 dan 5 dan kembali lagi ke siklus awal, begitu seterusnya.
Prosedur Kerja Model Outbound
Untuk memudahkan dalam melaksanakan model pembelajaran outbound, maka harus mengikuti prosedur kerja menurut Shoimin (2020), meliputi:
Tahap Persiapan (Plan)
- bentuk kegiatan dan materi yang akan dilaksanakan ditentukan terlebih dahulu oleh Guru.
- waktu pelaksanaan apakah itu dalam jam / di luar jam pelajaran, dan tempatnya dimana-dimananya ditentukan oleh Guru.
- peralatan yang diperlukan, termasuk bekal apa saja yang perlu dibawa disiapkan oleh Guru dan diberitahukan kepada siswa ataupun orang tua siswa
Tahap Pelaksanaan (Do)
- anak-anak (siswa) di bagi dalam beberapa kelompok.
- aturan main dan tugas apa saja yang harus dilakukan oleh para siswa dijelaskan oleh Guru
Tahap Akhir (Evaluation)
- setiap kelompok membuat laporan dan diberikan kepada guru
- guru memberikan refleksi, dan me-review seluruh kegiatan dari tiap siswa dan kelompok.
Kelebihan Model Outbound
- berinteraksi dengan alam, dengan begitu akan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan.
- belajar berkelompok dan menumbuhkan jiwa kolaboratif siswa di dalam kelompoknya masing-masing
- menghadirkan kemandirian, keberanian, percaya diri, tanggung jawab dan rasa empati.
- menghadirkan suasana belajar yang berbeda, karena langsung berinteraksi dengan lingkungan alam.
Kekurangan Model Outbound
- Membutuhkan waktu perencanaan dan pelaksanaan yang lama.
- Guru harus selalu mendampingi siswa dalam setiap aktivitas.
- Butuh tempat yang memadai.
- Tidak semua materi pelajaran bisa memakai model pembelajaran outbound.
- Apabila kegiatan outbound nya jauh dari lingkungan sekolah dan di alam terbuka, maka memerlukan biaya, untuk peralatan dan bekal yang cukup.
- Harus didampingi orang tua murid, apalagi jika di alam terbuka.
- Lebih cocok untuk siswa sekolah dasar dan SMP yang berorientasi terhadap belajar sambil bermain.
Nah itulah pengertian, langkah-langkah, prosedur kerja, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Outbound. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Daftar Pustaka
- Shoimin, Aris. 2020. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
- Mayke S, Tedjasaputra. 2001. Bermain Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo.
- Moeslichatoen, R. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.