Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran Active Debate: Pengertian, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangannya

Active Debate Lomba Debat
Lomba debat antar siswa, salah satu penerapan model pembelajaran Active Debate. Sumber gambar: Zaipad.com
Untuk meningkatkan situasi belajar yang kondusif dan menarik, serta sejalan dengan perkembangan pendidikan abad 21 ini termasuk keterampilan 4C yang meliputi Creative, Critical Thinking, Communicative, dan Collaborative, maka perlu adanya penerapan model pembelajaran dalam setiap pertemuan di kelas.

Salah satu model pembelajaran yang perlu diterapkan adalah Active Debate atau debat aktif.

Pengertian Model Active Debate

Sesuai namanya model pembelajaran Active Debate ini merupakan aktivitas belajar yang didalamnya terdapat kegiatan adu pendapat atau argumentasi antara dua kelompok siswa, tetapi dengan cara yang santun dan ilmiah.

Kegiatan adu pendapat itu dilakukan dalam diskusi materi pelajaran tertentu, contohnya IPA IPS Matematika dan sebagainya, dan memutuskan masalah dan perbedaan. Baik itu mungkin adu pendapat terkait jawaban soal-soal pertanyaan ataupun pilihan ganda.

Model Active Debate ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, bisa berbicara di depan umum (berkomunikasi dengan baik), dan melakukan perenungan dengan mempertahankan argumennya, tetapi dengan cara disampaikan melalui bahasa verbal yang sopan dan bisa meyakinkan teman-temannya.

Selain itu, Active Debate melatih siswa untuk bisa mengutarakan pendapat dan pemikirannya, dan bagaimana mempertahankan pendapatnya dengan alasan-alasan yang logis dan bisa dipertanggung-jawabkan. 

Model pembelajaran Active Debate ini bukan mengajari siswa untuk saling mendebat, saling bermusuhan, tetapi lebih ke bisa saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat. 

Maka dari itu, hal yang wajib digarisbawahi adalah, guru harus mengarahkan dan membimbing proses belajar melalui model Active Debate ini secara kondusif, sopan, dan tidak menggebu-gebu. Cukup untuk belajar mengutarakan pendapat saja, dan para siswa tidak menyinggung perasaan teman-temannya, dalam artian belajar saling menghargai.

Langkah-langkah Model Active Debate

Setiap model pembelajaran, pasti ada urutan langkah-langkah ataupun sintaksis yang harus dilalui ataupun dilaksanakan dalam satu aktivitas belajar yang utuh. 

Termasuk juga model pembelajaran Active Debate ini memiliki langkah-langkah kegiatan belajar tersendiri. Untuk itu, inilah langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok peserta debat oleh guru, yang satu pro dan yang satu kontra dengan duduk berhadapan antar-kelompok siswa. Guru berperan sebagai moderator, fasilitator dan peninjau.

2. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk membaca materi pelajaran yang akan diperdebatkan oleh kedua kelompok siswa tersebut.

3. Selanjutnya, setelah selesai dibaca dan dipahami, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara atau menyampaikan pendapat. Kemudian, kelompok kontra menyimaknya, setelah itu menanggapinya dengan sopan. Pada langkah ketiga ini dilakukan secara terus-menerus sampai sebagian besar siswa bisa mengutarakan pendapatnya.

4. Setiap pendapat ditulis di papan pendapat, sampai nanti didapatkan sejumlah ide ataupun argumentasi yang diharapkan.

5. Kemudian, guru memberikan tambahan ataupun pencerahan terhadap konsep dan ide yang belum terungkapkan.

6. Setelah semua pendapat tersampaikan, guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan terkait topik yang dituju atau dicapai.

7. Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengutarakan kesimpulannya, dan guru kemudian melengkapi kesimpulan tersebut.

8. Proses penilaian yang dilakukan guru adalah ketika aktivitas atau langkah 1-7 sedang dilakukan oleh siswa.

9. Guru memberikan evaluasi terkait kegiatan Active Debate yang telah dilaksanakan dari langkah 1-7.

Kelebihan Model Active Debate

Setiap model pembelajaran mempunyai keunggulan masing-masing, tak terkecuali dengan model Active Debate ini. Untuk itu, kelebihan Model pembelajaran Active Debate adalah:
  1. Siswa menjadi bisa mengutarakan pendapat
  2. Siswa belajar saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat dari siswa lainnya
  3. Siswa dituntut untuk memahami terlebih dahulu konteks yang akan diperdebatkan sebelum memulai adu pendapat, supaya aktivitas adu pendapat masih dalam materi pelajaran yang diajarkan.
  4. Tidak membutuhkan banyak media ataupun alat peraga
  5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi ataupun berbicara di depan umum (di depan kelas) dengan baik dan sopan.
  6. Melatih siswa berpikir kritis, karena harus mencerna dan menanggapi dengan baik setiap pendapat dari kelompok siswa yang berbeda.
  7. Mengasah daya ingat siswa akan materi pelajaran tersebut.

Kekurangan Model Active Debate 

Selain kelebihan model pembelajaran Active Debate, adapula kekurangan Model Active Debate, yaitu:
  1. Pembelajaran bisa jadi kurang menarik, apabila terlalu monoton, apalagi jika tidak menggunakan media pembelajaran.
  2. Tidak semua mata pelajaran bisa menggunakan model Active Debate.
  3. Memerlukan waktu yang cukup lama, dari memahami konteks, sampai dengan proses adu pendapat. Apalagi jika siswa sulit mengutarakan pendapat, maka proses pembelajaran Active Debate bisa terhambat.
  4. Apabila siswa kurang aktif dan partisipatif, tidak saling menanggapi, maka proses pembelajaran menjadi kurang menarik dan sulit memunculkan solusi-solusi menarik dalam pembelajaran.
  5. Bagi siswa yang belum terbiasa tampil di depan umum dan mengutarakan pendapat, bisa saja membuat rasa takut dan tertekan karena dituntut untuk berpendapat dan berkomunikasi langsung.
  6. Apabila jawaban atau tanggapan siswa tidak sesuai, dikhawatirkan bisa menjadi perdebatan hebat atau saling menyalahkan. Maka dari itu, guru harus berperan aktif untuk mengondisikan dan mengarahkan kegiatan Active Debate kearah yang nyaman, sopan dan tidak terlalu kaku dan baku.
Nah itulah pengertian, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Active Debate di dalam kelas, semoga bermanfaat. Terimakasih 🙏🏻