7 Model-model Evaluasi Pembelajaran di Sekolah
Model evaluasi muncul dikarenakan perlu adanya usaha berlanjut dari perkembangan pengukuran. Evaluasi sangat dibutuhkan untuk mengukur suatu tujuan dan keberhasilan suatu hal mencapai tujuan atau tidaknya.
Dalam pembelajaran di sekolah, salah satu evaluasi pembelajaran adalah mengukur hasil belajar siswa, termasuk juga mengukur minat belajar siswa, dan efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan.
Evaluasi pembelajaran sendiri terdiri dari beberapa model, dan ini perlu kita ketahui. Untuk itu, inilah model-model evaluasi pembelajaran di sekolah, yakni sebagai berikut.
1. Model Tyler
Menurut Prof. Sukardi (2008), model Tyler ini merupakan model evaluasi pembelajaran paling populer di bidang pendidikan. Model ini menekankan adanya proses evaluasi secara langsung berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan bersamaan dengan persiapan mengajar dan tentunya sesuai tujuan pembelajaran.
Dalam model Tyler ini, siswa dikatan berhasil dalam belajar apabila hasil belajar mereka sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Model Evaluasi Sumatif dan Formatif
Model evaluasi sumatif dan formatif berpijak pada prinsip model Tyler. Evaluasi sumatif ini dilakukan oleh para evaluator dalam memperoleh data dan informasi untuk menentukan keputusan para siswa selama mengikuti pembelajaran. Evaluasi sumatif ini bisa dilakukan oleh para guru, ketika setelah akhir sesi belajar, tengah semester ataupun akhir semester.
Sedangkan, untuk evaluasi formatif adalah evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui derajat penguasaan materi siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Evaluasi formatif dilakukan secara periodik melalui unit-unit atau blok-blok proses pembelajaran.
3. Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Unhtuk penilaian acuan patokan atau PAP, cenderung menekankan pada hal apa yang bisa dilakukan oleh siswa, bukan membandingkan salah satu siswa dengan teman-temannya yang lain. Kriteria dalam penilaian ini adalah tingkat pengalaman belajar yang telah dicapai oleh peserta didik setelah kegiatan belajar atau berkaitan dengan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan sebelum memulai kegiatan pembelajaran.
Tujuan penilaian acuan normatif adalah untuk mengukur ketercapaian tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan sebagai kriteria keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. PAP ini digunakan untuk menjelaskan hasil Tes Formatif.
Sedangkan, PAN lebih terfokus dalam membandingkan hasil belajar siswa dengan teman-temannya yang lain. Penilaian PAN ini biasanya digunakan untuk seleksi atau penilaian akhir belajar, sehingga guru dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
Tujuannya penilaian acuan normatif adalah untuk mengklasifikasikan siswa sesuai dengan tinggi rendahnya tingkat kemampuan yang dimiliki oleh mereka. PAN ini digunakan untuk menjelaskan hasil Tes Sumatif.
4. Model Countenance
Model Stake atau disebut juga model countenance merupakan model evaluasi yang memiliki komponen hasil. Evaluasi hasil belajar berdasarkan kepada kategori hasil belajar, yang biasanya digunakan adalah taxonomy Bloom. Model countenance ini berorientasi pada tujuan pembelajaran.
5. Model Bebas Tujuan
Model bebas tujuan atau goal free evaluation model adalah satu model evaluasi. Model ini ditemukan oleh Michael Scriven pada tahun 1973. Evaluasi disini mengenai pengaruh yang sesungguhnya, objektif yang ingin dicapai oleh program pembelajaran. Kemudian, evaluasi seharusnya tidak mengetahui tujuan program sebelum dilakukan evaluasi terlebih dahulu.
Evaluator melakukan evaluasi untuk mengetahui pengaruh yang sesungguhnya dari operasi program pembelajaran. Pengaruh program yang sesungguhnya mungkin berbeda atau lebih banyak atau lebih luas dari tujuan pembelajaran yang dinyatakan dalam program, program disini berarti kurikulum, silabus dan RPP. Seorang evaluator yang mengetahui tujuan program sebelum dilakukan evaluasi terkooptasi oleh tujuan dan akan tidak memerhatikan pengaruh program di luar tujuan tersebut.
6. Model CIPP atau Context Input Process Product
Model evaluasi selanjutnya adalah Context Input Process Product disingkat CIPP. Evaluasi model cipp ini bertujuan untuk memperbaiki program pembelajaran. Orientasi dari evaluasi CIPP adalah unbtuk bahan pertimbangan dalam membuat keputusan dari pemegang keputusan atau decicion maker.
Ada empat macam keputusan yang dilayani model evaluasi CIPP ini, yakni: perencanaan keputusan, structuring, keputusan implementasi, dan keputusan pemutaran (recycling).
Adapun untuk melaksanakan keempat macam keputusan diatas, maka ada 4 macam fokus evaluasi dalam model CIPP ini, yakni: evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi produk.
7. Model Connoisseurship
Terakhir adalah model connoisseurship atau disebut juga dengan 'model ahli', karena model ini merupakan model evaluasi kurikulum pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh Elliot W. Eisner.
Ciri khas dari model connoisseurship adalah pendekatan humanistik-naturalistik, dimana evaluator berpartisipasi langsung sebagai pengamat pada proses evaluasinya. Evaluator secara akurat dan teliti menganalisa pola kerja siswa dan guru. Ciri lainnya pada model ini adalah penggunaan teknologi sebagai media di dalam evaluasianya seperti penggunaan film, videotape, kamera dan audiotape.
Walaupun model connoisseurship ini belum memiliki struktur evaluasi yang baku, akan tetapi model penelitian ini memiliki tiga tahap: pertama adalah tahap deskriptif yakni mendeskripsikan seluruh pola pembelajaran dan aktivitas di dalam kelas, tahap kedua yaitu interpretasi di mana evaluator memulai menginterpretasi dan mengkritisi apa yang terjadi pada tahap pertama.
Penjelasan pada tahapan ini akan menimbulkan aksi, reaksi dan interaksi pada apa yang diamati dan tahap ketiga adalah tahap evaluasi di mana pada tahap ini evaluator akan memberikan pertimbangan dan keputusan dari program evaluasi tersebut.
Nah itulah 7 model-model evaluasi pembelajaran di sekolah dan madrasah. Semoga bermanfaat dan semoga bisa diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah maupun madrasah anda, terima kasih.
Daftar Pustaka
Prof. H. M. Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara.