Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Enzim: Sifat, Struktur, Cara Kerja, Jenis, Faktor yang Mempengaruhi, Pengelompokan dan Contohnya


Halo sahabat Sariksa.com, kali ini kita akan membahas tentang yakni enzim. Dalam pembelajaran di sekolah, enzim merupakan sub materi dari mata pelajaran biologi.

Enzim sangat diperlukan dalam proses metabolisme di dalam tubuh (anabolisme dan katabolisme). Baik inilah pengertian, sifat, struktur, mekanisme kerja, faktor yang mempengaruhi dan pengelompokkan enzim sebagai berikut.

Pengertian Enzim

Enzim adalah senyawa organik yang memiliki fungsi sebagai katalis atau disebut juga biokatalisator. Artinya, enzim dapat mempercepat berlangsungnya suatu reaksi kimia, tetapi enzim itu sendiri tidak iktu berubah. 

Dengan adanya enzim, proses metabolisme di dalam tubuh menjadi lebih cepat. Tanpa adanya enzim dalam tubuh, reaksi metabolisme dalam tubuh akan berlangsung sangat lama.

Hal tersebut dapat dilakukan enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi. Nah, energi aktivasi merupakan energi awal yang diperlukan untuk memulai suatu reaksi kimia.

Sifat-sifat Enzim

Secara umum, inilah sifat-sifat enzim sebagai berikut.
  1. Enzim merupakan protein, dimana bahan penyun utama enzim itu protein.
  2. Enzim adalah katalisator, berfungsi mempercepat proses metabolisme di dalam tubuh. Tanpa enzim, metabolisme di dalam tubuh lebih lama.
  3. Enzim mudah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan seperti pH, suhu dan inhibitor.
  4. Enzim bekerja spesifik, dimana enzim hanya berperan membantu satu macam substrat, tidak dapat bekerja pada macam-macam substrat. Atau bisa juga disebut satu enzim satu substrat.
  5. Enzim bekerja bolak-balik, berarti enzim tidak menentukan arah reaksi.
  6. Enzim hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit.

Cara Kerja Enzim

Reaksi enzim bisa terjadi apabila substrat tersedia dan bagian sisi aktif enzim dalam keadaan kosong. Ada dua hipotesis yang menjelaskan cara kerja enzim, yakni:
  1. hipotesis gembok dan anak kunci (lock and key). Hipotesis ini menjelaskan bahwa bagian sisi aktif enzim berbentuk spesifik dan tidak fleksibel. Jadi, suatu enzim hanya dapat ditempati oleh substrat tertentu saja.
  2. hipotesis kecocokan yang terinduksi (induced fit). Hipotesis ini menjelaskan bahwa bagian sisi aktif enzim bersifat fleksibel terhadap substrat yang masuk. Artinya, apabila ada substrat yang masuk, bagian sisi aktif enzim akan menyesuaikan bentuk sesuai substrat.

Struktur Enzim

Secara keseluruhan enzim disebut dengan haloenzim. Dimana enzim tersusun dari dua komponen utama yakni komponen protein dan nonprotein.

Komponen protein atau apoenzim ini sangat menentukan kinerja enzim. Hal tersebut dikarenakan apoenzim adalah tempat melekatnya substrat dan reaksi dengan substrat. Substrat sendiri bisa berupa protein, karbohidrat atau lemak.

Sedangkan komponen nonprotein atau gugus prostetik mempunyai sifat stabil pada suhu relatif tinggi dan tidak berubah pada akhir reaksi.

Untuk gugus prostetik ini terbagi menjadi dua, yakni gugus kofaktor yang tersusun dari zat non organik umumnya logam seperti Cu, Fe, Mn, Zn, Ca, K dan Co. 

Sedangkan gugus koenzim tersusun dari senyawa organik nonprotein yang tidak melekat erat pada bagian protein enzim seperti NAD, NADP dan koenzim A.

Pengelompokan Enzim

Berdasarkan tempat kerjanya, enzim dibedakan jadi dua yakni endoenzim dan eksoenzim. Endoenzim merupakan enzim yang bekerja di dalam sel / enzim intraselular. Sedangkan eksoenzim merupakan enzim yang bekerja di luar sel / enzim ekstraselular.

Berdasarkan cara kerjanya, enzim dibedakan menjadi 6 kelompok, yakni:
  1. Transferase, berfungsi membantu memindahkan suatu unsur ke unsur lain. Contohnya : kinase dan transaminase.
  2. Hidrolase, berfungsi membantu pembentukan produk berbantuan air (hirdolisis). Contohnya : Enzim amilase, lipase dan peptidase.
  3. Oksidoreduktase, berfungsi mengatalisasi reaksi reduksi atau oksidasi suatu unsur. Contohnya : enzim oksidase dan dehidrogenase.
  4. Liase, berfungsi menambahkan atau memindahkan ikatan C-N, C-S, C-O atau C-C dari substrat tanpa melalui hidrolisis. Contohnya : enzim oksalat dekarbosilase.
  5. Ligase, berfungsi menggabungkan dua molekul melalui penyusunan ikatan C-C, C-N, C-S atau C-O baru dengan pemecahan ATP. Contohnya : enzim sintetase.
  6. Isomerase, berfunsgi membantu penyusunan kembali suatu molekul akibat adanya isomerasi dalam molekul. Contohnya : enzim mutase dan isomerase.

Contoh-contoh Jenis Enzim

  • Maltase: juga ditemukan dalam air liur, memecah gula maltosa menjadi glukosa. Maltosa ditemukan dalam makanan seperti kentang, pasta, dan bir.
  • Tripsin: ditemukan di usus kecil, memecah protein menjadi asam amino.
  • Lipase: sekelompok enzim yang membantu mencerna lemak di usus.
  • Amilase: membantu mengubah pati menjadi gula, ditemukan dalam air liur.
  • Laktase: juga ditemukan di usus kecil, memecah laktosa, gula dalam susu, menjadi glukosa dan galaktosa.
  • DNA polimerase: mensintesis DNA dari deoksiribonukleotida.
  • Enzim hati: memecah racun dalam tubuh.
  • Asetilkolinesterase: memecah neurotransmitter asetilkolin di saraf dan otot.
  • Helikase: mengungkap DNA.