Model Pembelajaran Active Debate: Pengertian, Langkah, Kelebihan dan Kekurangannya
Dalam dunia pendidikan, model pembelajaran menjadi sesuatu hal yang menarik dan salah satu Pioneer keberhasilan proses pembelajaran tersebut.
Dengan menerapkan berbagai model pembelajaran, akan mendorong suasana yang berbeda-beda dan memberikan pengalaman menarik bagi siswa, terutama memberi gaya dorong minat siswa untuk aktif dan partisipatif di dalam kelas.
Nah, salah satu model pembelajaran yang perlu dicoba adalah Active Debate. Untuk itu, pembahasannya sebagai berikut.
Pengertian Model Pembelajaran Active Debate
Menurut Shoimin (2020) menjelaskan bahwa Model pembelajaran active debate merupakan salah satu model pembelajaran yang sangai penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa.
Model pembelajaran debat merupakan kegiatan adu pendapat atau argumentasi antara dua pihak arau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan.
Debat aktif bisa menjadi sebuah model pembelajaran berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik bisa aktif mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan masing-masing. Hal ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan setiap siswa di dalam kelas.
Dalam model pembelajaran active debate, siswa juga dilatih mengutarakan pendapat atau pemikirannya dan bagaimana mempertahankan pendapatnya dengan alasan-alasan yang logis dan dapat dipertanggung-jawabkan. Bukan berarti siswa diajak saling bermusuhan, melainkan siswa belajar bagaimana menghargai adanya perbedaan.
Langkah-langkah Model Active Debate
Model pembelajaran Active Debate memiliki langkah-langkah ataupun tahapan-tahapan (Shoimin, 2020) sebagai berikut.
- Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok peserta debat, yang satu pro dan yang lainnyd kontra dengan duduk berhadapan antar kelompok.
- Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan oleh kedua kelompok di atas.
- Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu an__ota kelompok pro untuk berbicara. Kemudian, setelah selesai ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
- Ide-ide dari setiap pendapat atau pembicaraan dictulis dj papan pendapat sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
- Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkapkan.
- Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
- Proses penilaian dalam model pembelajaran ini adalah berdasarkan pengamatan guru pada aktivitas siswa.
Kekurangan Model Active Debate
Sedangkan, untuk kekurangan dari model pembelajaran Active Debate (Shoimin, 2020) adalah sebagai berikut.
- Tidak bisa digunakan untuk semua mata pelajaran.
- Pembelajaran kurang menarik (cukup monoton) karena hanya adu pendapat dan tidak menggunakan media.
- Membutuhkan waktu yang cukup lama karena siswa harus memahami materi terlebih dahulu sebelum melakukan debat.
- Siswa menjadi takut dan tertekan karena harus bisa berkomunikasi secara langsung untuk mengungkapkan pendapatnya.
Kelebihan Model Active Debate
Menurut Shoimin (2020), kelebihan dari model pembelajaran Active Debate adalah:
- Memacu siswa aktif dalam pembelajaran.
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara baik.
- Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapat disertai alasannya.
- Mengajarkan siswa cara menghargai pendapat orang lain.
- Tidak membutuhkan banyak media.