Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teknologi Pemetaan Baru untuk Menemukan Sumber Daya Bumi

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah mencoba memahami struktur Bumi. Salah satu ilmuwan tersebut adalah ahli geofisika University of Twente Dr. Juan Carlos Afonso (Fakultas ITC). Dia baru-baru ini mengembangkan metode baru untuk menganalisis kerak benua bumi yang meletakkan dasar untuk memprediksi sumber energi panas bumi, tetapi juga sumber daya penting lainnya untuk Bumi dan planet lain. Ia mempublikasikan penelitiannya dalam jurnal ilmiah Nature Geoscience.

Untuk meminimalkan dampak bahaya alam dan mendukung transisi ke teknologi energi hijau, sangatlah penting untuk memahami cara kerja litosfer benua—bagian terluar Bumi—dan untuk memprediksi lokasi energi panas bumi dan sumber daya mineral . Biasanya, ilmuwan Bumi melihat satu aspek kerak bumi pada satu waktu menggunakan kumpulan data tertentu . Tetapi struktur kimia kerak dan perbedaan suhu yang kecillah yang memberi tahu ahli geosains tentang asal usul dan evolusi planet ini dan lokasi sumber daya di bawah kaki kita. Menggabungkan beberapa set data untuk tujuan ini, bagaimanapun, tetap menjadi tantangan utama.

Dalam penelitiannya, Afonso berhasil secara formal menggabungkan beberapa set data satelit dengan set data berbasis darat untuk melihat lebih jauh ke dalam Bumi daripada sebelumnya. "Ini adalah cara yang benar-benar baru untuk 'melihat' apa yang ada di bawah sana," kata Afonso. Sebelumnya, satu-satunya pendekatan yang dapat diandalkan untuk eksplorasi sumber daya dalam adalah analisis sampel batuan yang dibawa ke permukaan oleh gunung berapi (dikenal sebagai "xenolit"). "Ketika Anda bergantung pada gunung berapi, Anda dapat membayangkan bahwa sampel seperti itu sulit didapat. Mereka tersebar dalam ruang dan waktu dan masih memiliki ketidakpastian yang besar," jelas Afonso.

Tim peneliti fokus pada Afrika tengah dan selatan. Kraton Kalahari, Tanzania, dan Kongo—bagian kuno dan stabil dari dua lapisan paling atas Bumi—di daerah itu terbukti berguna. "Afrika Tengah dan Selatan adalah laboratorium alami yang membantu kami menjawab pertanyaan mendasar tentang pembentukan kraton," kata Afonso, "dan ada banyak kumpulan data tentang xenolit yang dibutuhkan yang membantu kami membuktikan metode kami."

"Studi ini menunjukkan bahwa metode kami menggabungkan set data tanah dan satelit berhasil. Sekarang kami dapat memperluas penelitian ke daerah di mana xenolith tidak tersedia," kata Afonso. Menurut para peneliti, pendekatan ini menambah pengembangan model planet generasi berikutnya dan mendukung pengembangan teknologi yang lebih bersih. Ini meletakkan dasar untuk kerangka eksplorasi sumber daya yang inovatif untuk Bumi, tetapi juga planet terestrial lainnya. "Mungkin Mars dan/atau Bulan bisa menjadi yang berikutnya."