Berpikir Kritis: Pengertian, Keutamaan, Ciri, Tingkatan, Elemen, Standar Intelektual dan Manfaatnya
Abad 21 menekankan setiap individu mempunyai berbagai keterampilan baik itu soft skill maupun hard skill. Apalagi keterampilan abad 21 yakni 4C yang terdiri dari Creative, Critical Thinking, Communicative dan Collaborative. Ke-4 keterampilan tersebut harus sudah di asah sejak dini sejak dari bangku sekolah.
Salah satu kemampuan yang musti dimiliki setiap individu adalah critical thinking atau berpikir kritis. Berpikir kritis ini perlu sekali dalam menyelesaikan suatu masalah dan mengambil keputusan. Oke, langsung saja kit bahas tentang apa itu berpikir kritis, yakni sebagai berikut.
Pengertian Berpikir Kritis
Secara etimologis, berpikir kritis asal usulnya dimulai dari kata "kritik / kritis" yang berasal dari bahasa Yunani, yakni κριτικός atau critikós yang berarti mampu membedakan, memberikan pendapat beralasan, analisis, pertimbangan nilai, interpretasi, menghakimi, menilai atau pengamatan.
Menurut Sihotang (2019), dalam arti etimologis kritik adalah kegiatan analisa dan evaluasi terhadap sesuatu dengan tujuan meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, ataupun membantu memperbaiki pekerjaan. Dalam pengertian ini, istilah dari "berpikir kritis" umumnya digunakan untuk menunjukkan tingkat keahlian kognitif dan disposisi intelektual yang dibutuhkan untuk berbagai kegiatan, seperti mengidentifikasi, menganalisia, mengevaluasi argumen dan klaim, menemukan dan mengatasi prakonsepsi dan bias-bias pribadi, memformulasikan dan menghadirkan alasan-alasan yang mendukung kesimpulan.
Pendapat Para Tokoh
Menurut Sihotang (2019), Ada 3 tokoh yang dijadikan sebagai referensi terkait teori berpikir kritis.
1. John Dewey (1859-1952)
Dewey mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja. Keyakinan atau bentuk pengetahuan itu dikaji dengan mencari alasan-alasan yang mendukung kesimpulan-kesimpulan. Disini Dewey menekankan karakter kritis pada keaktifan seseorang dalam berpikir. Secara negatif dapat dikatakan, orang berpikir kritis tidak diam, dan tidak menerima begitu saja apa yang didapat dari luar dirinya, melainkan menyaringnya.
2. Edward Glaser
Glaser menekankan sikap kritis pada kepiawaian menggunakan metode-metode penalaran dalam memecahkan berbagai masalah dan persoalan pengetahuan. Dengan kata lain, bagi Glaser, karakter orang berpikir kritis terletak pada kemampuan menggunakan metode-metode berpikir.
3. Robert Ennis
Ennis mendefinisikan berpikir kritis sebagai pemikiran yang reflektif dan kemampuan untuk mengambil keputusan. Ennis menekankan pada proses refleksi. Dalam artian, sikap kritis tidak hanya berhenti pada kemahiran dalam menyimpulkan atau berargumen, tetapi juga pada kemampuan untuk melakukan evaluasi terhadap pernyataan-pernyataan.
Daya kritis bukan saja pada nalar, tetapi juga pada kemampuan merefleksikan diri sendiri dan orang lain. Dengan evaluasi orang bisa memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah.
Ciri-ciri Berpikir Aktif
1. Memanfaatkan waktu sebesar-besarnya.
2. Berani menangani masalah.
3. Menginternalisasikan standar intelektual.
4. Membuat jurnal intelektual.
5. Mempraktikkan strategi intelektual.
6. Membentuk karakter rasional.
7. Berdamai dengan masa lalu.
8. Mendefinisikan cara melihat.
Keutamaan Berpikir Kritis
- Kerendahan hati intelektual. Orang yang berpikir kritis akan menyadari keterbatasan diri dan karena sadar akan keterbatasan itu, ia membuka diri terhadap orang lain.
- Keberanian intelektual. Orang yang rendah hati berani menghadapi kenyataan dan berani menyampaikan ide-ide yang benar karena dia mempunyai keyakinan yang teguh tentang kebenaran ide itu.
- Empati intelektual. Maksudnya adalah berpikir kritis itu harus berempati menempatkan dirinya pada situasi orang lain, namun ia tidak tenggelam di dalamnya melainkan membawa orang lain keluar dari situasi tersebut ke situasi yang lebih baik lagi.
- Integritas intelektual. Artinya mempunyai pendirian, pribadi yang teguh, pribadi yang utuh dan kokoh, serta berprinsip.
- Keyakinan pada Rasionalitas. Apa pun yang dilakukan didasari dengan pertimbangan dan pengolahan yang sesuai dengan pemikiran rasional baik dalam hidup personal maupun sosial.
Tingkat-tingkat Berpikir
- Berpikir yang Tidak Reflektif.
- Berpikir karena ditantang.
- Berpikir untuk tumbuh dan berkembang
- Berpikir aktif
- Berpikir maju
- Berpikir kritis ulung
Elemen-elemen Berpikir Kritis
- Mempunyai Tujuan
- Sudut pandang
- Mempunyai konsep
- Memiliki informasi
- Penyimpulan
- Pertanyaan
- Asumsi
- Implikasi
Standar Intelektual Berpikir Kritis
- Kejelasan (clarity)
- Ketepatan (accuracy)
- Presisi
- Relevansi
- Kedalaman (depth)
- Keluasan (breadth)
- Logika
- Makna (significance)
- Kewajaran (fairness)
- Rangkuman
Manfaat Berpikir Kritis
Memiliki kemampuan berpikir kritis sudah barang tentu ada manfaatnya, yakni:
Dalam bidang akademis : menunjukkan kreativitas, meningkatkan kemampuan berargumentasi, dan melakukan evaluasi atas ide atau teori.
Dalam dunia kerja : mampu mengatasi masalah, berpikir kreatif seperti menganalisa dengan tepat, dan mengkomunikasikan gagasan dengan jelas, tegas, dan tepat.
Dalam bermasyarakat : meningkatkan kualitas keputusan, menjadi filter bagi budaya lain, dan meningkatkan kualitas demokrasi.