Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Ilmu Menurut Para Ahli, Karakteristik, Jenis Ilmu, Aspek Peninjauan Ilmu, Persamaan dan Perbedaan Ilmu

Dalam kehidupan sehari-hari, supaya hidup kita sesuai dan dapat mencapai tujuan, maka harus memakai ilmu. Mau mendapatkan kebahagian dunia, harus pakai ilmu. Mau mendapatkan kebahagian di akhirat, harus pakai ilmu. 

Nah, lalu apa sih ilmu itu? Apa saja pengertian, karakteristik, jenis, aspek peninjauan, persamaan dan perbedaan ilmu? Yuk, kita simak pembahasan tentang ilmu sebagai berikut.

Pengertian Ilmu

Secara umum, ilmu itu adalah segala suatu proses kegiatan terhadap suatu keadaan dengan cara memakai alat, prosedur, cara, metode, dan sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi manusia itu sendiri. Orang yang berilmu berarti orang yang mempunyai pengetahuan, dasar, pemahaman,  dan mempunyai batasan tergantung pada keterbatasannya dalam mencari suatu ilmu yang diperolehnya.

Pengertian Ilmu Menurut Para Ahli

  1. KBBI. Menurut KKBI menjelaskan bahwa Ilmu ialah bermakna pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun dengan secara sistematis menurut metode yang ilmiah yang bisa digunakan untuk menjelaskan dan menerangkan suatu kondisi tertentu dalam bidang pengetahuan.
  2. Afanasyef.  Menurut Afanasyef seorang pemikir Marxist dari Rusia yang mengungkapkan tentang ilmu ialah suatu pengetahuan manusia tentang alam, pikiran dan masyarakat. Beliau mencerminkan alam & berbagai konsep, kategori & hukum-hukum, yang mana ketetapan & kebenarannya diuji oleh suatu pengalaman praktis.
  3. Mohammad Hatta. Menurut Mohammad Hatta menyatakan bahwa Ilmu adalah suatu pengetahuan yang teratur dalam mengenai pekerjaan hukum secara kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, ataupun menurut kedudukannya yang tampak dari luar, ataupun dari dalam.
  4. Izuddin Taufiq. Menurut Izuddin Taufiq menytaakan bahwa Ilmu ialah suatu penelusuran informasi atau data melalui suatu pengamatan, pengkajian & eksperimen, yang bertujuan untuk menetapkan suatu hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.
  5. Karl Pearson. Menurut Karl Pearson menyatakan bahwa Ilmu ialah suatu keterangan yang stabil & komprehensif tentang sebuah fakta dari pengalaman dengan istilah yang sederhana.
  6. Ashely Montagu. Menurut Ashely Montagu menyatakan bahwa Ilmu adalah suatu pengetahuan dalam satu sistem yang berasal dari studi, pengamatan juga dalam percobaan untuk menentukan suatu dasar prinsip tentang suatu hal yang sedang dikaji.
  7. John G. Kemeny. Menurut John G. Kemeny menytaakan bahwa Ilmu adalah segala pengetahuan yang dikumpulkan dengan menggunakan suatu metode ilmiah dan merupakan hasil dari suatu proses yang dibuat dengan menggunakan sebuah metode tersebut.
  8. Thomas Kuhn. Menurut Thomas Kuhn menyatakan bahwa Ilmu adalah suatu himpunan kegiatan yang bisa menghasilkan banyak penemuan, baik dalam bentuk penolakan ataupun pengembangannya.
  9. Poespoprodjo. Menurut Poespoprodjo menyatakan bahwa Ilmu ialah suatu proses perbaikan diri secara berkesinambungan yang terdiri dari perkembangan teori dan uji empiris.
  10. Francis Bacon. Menurut Francis Bacon menyatakan bahwa Ilmu ialah satu-satunya pengetahuan yang sifanya valid & hanya faktalah yang bisa menjadi objek pengetahuannya.

Karakteristik Ilmu

  1. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
  2. Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyelidiki adalah manusia.
  3. Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode ilmu tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.

Jenis-jenis Ilmu

Berdasarkan tujuan ilmu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar yakni sebagai berikut.
  1. Ilmu Teoritis. Ilmu – ilmu teoritis yang penyelidikannya bertujuan memperoleh pengetahuan tentang kenyataan.
  2. Ilmu Praktis. Ilmu – ilmu praktis atau produktif yang penyelidikannya bertujuan menjelaskan perbuatan yang berdasarkan pada pengetahuan.

Aspek Peninjauan Ilmu

Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau mengukur kebenaran ilmu pengetahuan yakni sebagai berikut.
  1. Rationalism. Penalaran manusia yang merupakan alat utama untuk mencari kebenaran.
  2. Empirism. alat untuk mencari kebenaran dengan mengandalkan pengalaman indera sebagai pemegang peranan utama.
  3. Logical Positivism. Menggunakan logika untuk menumbuhkan kesimpulan yang positif benar.
  4. Pragmatism. Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran yang disepakati adalah kegunaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis.

Persamaan Ilmu

  1. Filsafat dan ilmu, keduanya menggunakan metode berpikir reflektif ( refflectife thinking ) dalam menghadapi fakta-fakta dunia dan hidup.
  2. Filsafat dan ilmu, keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisasi dan tersusun secara sistematis.
  3. Ilmu membantu filsafat dalam mengembangkan sejumlah bahan- bahan deskriktif dan faktual serta esensial bagi pemikiran filsafat.
  4. Ilmu mengoreksi filsafat dengan jalan menghilangkan sejumlah ide-ide yang bertentangan dengan pengetahuan ilmiah
Filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong-potong, yang menjadikan beraneka macam ilmu dan yang berbeda serta menyusun bahan-bahan tersebut kedalam suatu pandangan tentang hidup dan dunia dan menyeluruh dan terpadu.

Perbedaan Ilmu

1. Ilmu Bersifat Analisis

Ilmu bersifat analisis dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya. filsafat bersifat pengetahuan sinopsis artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan, karena keseluruhan memiliki sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian – bagiannya.

2. Ilmu Bersifat Deskritif

Ilmu bersifat deskritif tentang objeknya agar dapat menemukan fakta – fakta, netral dalam arti tidak memihak pada etnik tertentu. Filsafat tidak hanya menggambarkan sesuatu, melainkan membantu manusia untuk mengambil putusan – putusan tentang tujuan, nilai –nilai, dari tentang apa –apa yang harus diperbuat manusia. Filfat tidak netral, karena faktor – faktor subjektif memegang peranan yang penting dalam berfilsafat.

3. Ilmu Mengawali Kerjanya

Ilmu mengawali kerjanya dengan bertolak dari suatu asumsi yang tidak perlu diuji, sudah diakui dan diyakini kebenarannya. Filsafat bisa merenungkan kembali asumsi –asumsi yang telah ada untuk dikaji ulang tentang kebenaran asumsi.

4. Ilmu Menggunakan Eksperimentasi

Ilmu menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan menguji dalam praktik berdasarkan metode –metode ilmu yang empiris.

Selain menghasilkan suatu konsep atau teori, filsafat juga menggunakan hasil – hasil ilmu, dilakukan dengan menggunakan akal pikiran yang didasarkan pada semua pengalaman insani,sehingga dengan demikian filsafat dapat menelaah yang tidak dicarikan penyelesaianya oleh ilmu.