Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kritik : Pengertian, Jenis, Fungsi, Tahapan, Cara dan Contoh

Dalam kehidupan sehari-hari pasti ada masalah, walaupun mungkin tidak setiap hari. Masalah tersebut bisa masalah yang besar ataupun masalah biasa, seperti masalah belajar, masalah keuangan, masalah penampilan dan sebagainya.

Dalam menanggapi suatu masalah, tentunya berbeda tanggapan atau respon dari semua orang. Apalagi orang yang berpikir kritis, kemungkinan akan mengkritik sesuatu hal demi kebaikan suatu hal tersebut. Nah, apa sih kritk itu? yuk simak penjelasannya sebagai berikut.

PENGERTIAN KRITIK

Pada dasarnya kritik merupakan sebuah tanggapan berupa masukan/saran, analisis dan evaluasi terhadap sesuatu hal yang dianggap perlu ditanggapi, perlu diperbaiki ataupun perlu dipertanyakan. Atau secara umunya suatu respon terhadap suatu masalah yang menyimpang ataupun hal-hal yang perlu diperbaiki.

Kritik dengan celaan, kecaman, keluhan, masukan dan saran hampir sama namun berbeda. Karena kritik terbagi menjadi dua, yakni kritik yang konstruktif dan destruktif. Kritik yang konstruktif (membangun) seperti masukan, saran, nasehat dan tanggapan perbaikan. Sedangkan, kritik yang destruktif seperti celaan, kecaman dan sebagainya. Sebaiknya, jadilah orang yang berkritik konstruktif, jangan yang destruktif.

JENIS-JENIS KRITIK

1. Kritik Popular atau Seni

Hanya pengenalan atau publikasi karya sebagai konsumsi massa atau umum sehingga tidak menekan unsur dan menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam.

2. Kritik Keilmuwan atau Akademik

Untuk menilai atau menaggapi karya. Umumnya disampaikan oleh kritikus yang teruji, mengikuti kaidah atau metodologi kritik secara akademis dan dijadikan sebagai referensi bagi para kolektor atau kurator institusi seperti museum dan galeri yang melelang karya.

3. Kritik Pendidikan

Untuk mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Umum digunakan di lembaga pendidikan teruta untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya di sekolah dalam penyelenggaraan mata pelajaran senibudaya.

4. Kritik Jurnalistik

Hasil tanggapan dipublikasikan secara terbuka di media massa khususnya surat kabar dan sangat cepat mempengaruhi presepsi masyarakat.

Berdasarkan titik tolok atau landasan yaitu sebagai berikut.
  1. Kritik formalistik (berdasarkan unsur fisi rupa)
  2. ekspresivistik (kualitas gagasan, perasaan, kesesuaian antara judul, tema, isi dan visualisasi objek rupa)
  3. instrumentalistik (berdarkan tujuan moral, religius, politik atau psikologi dan disesuiakan dengan jenis dan tujuan pembuatan karya).

FUNGSI DAN TUJUAN KRITIK

Fungsi dan tujuan kritik ini banyak sekali, secara umumnya yakni sebagai berikut.
  1. Untuk menyampaikan permasalahan yang timbul dari suatu hal, supaya bisa diperbaiki.
  2. Untuk mengembangkan suatu hal.
  3. Menyampaikan hasil analisis terkait suatu hal.
  4. Sebagai evaluasi terhadap sesuatu hal.
  5. Penyampaian solusi.
  6. Menyanggah sesuatu hal yang dianggap menyimpang.
  7. Tanggapan berupa masukan ataupun saran supaya lebih baik lagi, baik itu dalam suatu proyek, kegiatan dan sebagainya.

TAHAPAN KRITIK

  1. Mendeksripsikan. menemukan, mencatat atau mendeskripsi segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha mengambil kesimpulan sehingga harus mengetahui istilah teknis yang umum digunakan.
  2. Menganalisis atau analisis formal. menganalisis masalah-masalah yang ada atau timbul, faktor, indikator, aspek-aspek, keterkaitan, dampak dan sebagainya hingga solusi.
  3. Menafsirkan atau interpretasi. menafsirkan makna meliputi tema, simbol dan masalah yang dikedepankan, sangat dipengaruhi oleh sudut pandang dan wawasan.
  4. Menilai. berupa evaluasi yang harus disampaikan untuk perbaikan meliputi solusi, masukan, saran dan penilaian terhadap sesuatu hal.

CARA MENGKRITIK

  1. Kritik disampaikan untuk memperbaiki pendapat atau perilaku seseorang/kelompok dan bukan didasarkan atas kebencian terhadap orangnya/kelompoknya.
  2. Sertakan alasan dan bukti-bukti yang kuat serta menyakinkan sehingga orang/kelompok itu menyadari kesalahannya.
  3. Berbicaralah dengan efektif, inti permasalahan harus bisa ditangkap dengan mudah oleh orang/kelompok yang kita kritik.
  4. Pilihlah kata-kata yang tidak menyinggung perasaan termasuk harkat dan martabat, jadi carilah kata-kata yang sopan dan bijaksana tetapi tetap tidak mengurangi esensi kritiknya.

CONTOH KRITIK

Contohnya dalam suatu organisasi kita akan melaksanakan suatu program kegiatan berupa FESTIVAL. Nah, setelah program tersebut selesai dilaksanakan, saatnya evaluasi kegiatan. Ketika, evaluasi kegiatan, beberapa orang panitia berkritik, bahwa FESTIVAL tersebut dirasa kurang efektif dan kurang tepat sasaran, sehingga contohnya mengganggu ketertiban umum. Solusinya, ketika merancang program FESTIVAL sasaran acara harus diperinci termasuk masalah waktu dan pengkondisian lapangan.