Manajemen Produksi : Pengertian, Teknik, Fungsi, Aspek, Ruang Lingkup, Jenis, Faktor Pendukung dan Karakteristik
Dalam melakukan produksi sebuah barang, maka perlu ada sebuah pengaturan keputusan dan sebagainya. Hal itu supaya produksi berjalan lancar sesuai yang diharapkan.
Nah, untuk itu kita pelru mengetahui manajemen produksi. Yuk kita simak baik-baik penjelasan tentang manajemen produksi sebagai berikut.
Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen Produksi adalah sebagai penataan proses pengubahan bahan mentah menjadi produk atau jasa yang diinginkan sehingga memiliki nilai jual. Manajemen produksi juga menjadi salah satu bagian dalam bidang manajemen yang memiliki peran di dalam mengkoordinasikan beragam aktivitas untuk mencapai tujuan.
Untuk mengatur kegiatan tersebut, maka perlu dibuat beberapa keputusan yang berkaitan dengan upaya dalam meraih tujuan supaya barang / jasa yang dihasilkan sesuai. Dengan begitu, manajemen produksi ini juga mencangkup pengambilan keputusan yang berkaitan terhadap proses produksi guna meraih tujuan organisasi / perusahaan.
Menurut Para Ahli
- Sofyan Assauri (2008: 19). Merupakan suatu kegiatan guna mengatur serta mengkoordinasikan pemakaian beragam sumber daya seperti sumber daya manusia, sumber daya dana, sumber daya alat, serta bahan yang secara efektif dan efisien untuk menciptakan sekaligus menambah manfaat dari suatu barang atau jasa.
- Irham Fahmi (2012:3). Merupakan suatu sebuah ilmu manajemen yang membahas dengan menyeluruh bagaimana pihak manajemen produksi perusahaan memakai ilmu serta seni yang mereka miliki dengan mengarahkan serta mengatur orang -orang agar bisa meraih hasil produksi yang diekspetasikan.
- Heizer dan Reider (2011:4). Merupakan suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang / jasa dengan mengubah input menjadi output.
- Handoko (1999: 3). Manajemen produksi & operasional merupakan serangkaian usaha pengelolaan yang dilakukan optimal dengan memakai seluruh sumberdaya (faktor – faktor produksi) seperti mesin, tenaga kerja, bahan mentah, peralatan, dan yang lainnya. Di dalam proses transformasi bahan mentah serta tenaga kerja akan menghasilkan produk / jasa.
Manajemen Produksi berdasarkan Teknik
Manajemen produksi dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan teknik, yakni sebagai berikut.
- Produksi yang diambil dari bahan mentah langsung kemudian diekstrak menjadi produk yang diinginkan. Misalnya ekstraksi minyak untuk dibuat menjadi berbagai macam produk.
- Produk yang didapatkan dengan cara memodifikasi bahan baik secara kimiawi atau parameter mekanis tanpa mengubah atribut fisiknya. Misalnya dilakukan dengan memanaskan bahan baku di suhu yang tinggi.
- Produksi dengan cara perakitan, misalnya komputer atau mobil.
Fungsi Manajemen Produksi
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi Menurut Sofyan Assauri (2004 : 22) adalah:
- Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (input).
- Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
- Perencanaan, merupakan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
- Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Aspek Manajemen Produksi
1. Perencanaan Produksi
Memiliki tujuan supaya dilakukannya persiapan yang sistematis untuk produksi yang nantinya akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi di dalam perencanaan produksi diantaranya yaitu:
- Pengendalian produksi.
- Kualitas barang yang diproduksi.
- Bahan baku barang produksi
- Jumlah barang yang diproduksi.
- Jenis barang yang nanti akan diproduksi.
2. Pengendalian Produksi
Memiliki tujuan supaya meraih hasil yang maksimal dengan penetapan biaya yang seoptimal mungkin. Berikut beberapa kegiatan yang dikerjakan, seperti:
- Menyusun rencana.
- Membuat jadwal kerja.
- Menentukan kepada siapa barang nantinya akan dipasarkan.
3. Pengawasan Produksi
Memiliki tujuan supaya pelaksanaan aktivitas bisa berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan dalam pengawasan produksi meliputi:
- Menetapkan kualitas barang produksi.
- Menetapkan standar barang produksi.
- Pengerjaan produksi tepat pada waktunya.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Dilihat dari cara mengambil kebijakan utama dan keputusan, ada tiga kategori di dalam ruang lingkup manajemen produksi, yakni sebagai berikut.
1. Kebijakan Mengenai Desain
Keputusan ini termasuk dalam keputusan jangka panjang, dimana di dalamnya meliputi; penentuan desain produk yang akan dibuat, lokasi dan tata letak pabrik, desain kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan, desain metode dan teknologi pengolahan, desain organisasi perusahaan, dan desain job description dan job specification.
2. Kebijakan Mengenai Transformasi
Keputusan operasi ini sifatnya jangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis dan operasional. Kebijakan ini mencakup jadwal produksi, gilir kerja (Shift), anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke sub-sistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau penyelesaian produk.
3. Kebijakan Mengenai Perbaikan
Kebijakan ini sifatnya berkesinambungan, maka kebijakan ini dilakukan secara rutin. Beberapa kegiatan yang ada di dalamnya meliputi perbaikan secara kontinu terhadap mutu keluaran, keefektifan dan keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari para pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas metode penyelesaian atau pengerjaan produk.
Jenis Manajemen Produksi
1. Produksi Pesanan
Produksi pesanan mencangkup prosedur pembuatan produk sesuai dengan pesanan dari pelanggan tertentu. Produk yang diproduksi secara umum tidak memiliki standar serta heterogen. Biasanya akan mengacu pada:
- Pasokan komponen ke pabrik yang lebih besar.
- Penyediaan sebuah kawasan produksi tertentu untuk yang besar.
- Pembuatan peralatan / bahan khusus.
- Pembuatan produk tunggal hanya dianggap sebagai sebuah operasi.
Hal tersebut terdiri atas menyatukan bahan, bagian, serta komponen guna mengumpulkan sekaligus menugaskan sepotong peralatan / produk. Contoh produksi pesanan:
- Pembangunan kapal.
- Pembangunan bendungan.
- Pembangunan jembatan.
- Pencetakan buku.
2. Produksi Batch
Produksi batch berhubungan dengan produksi berulang. Hal tersebut mengacu kepada produksi barang dengan jumlah yang sudah diketahui. Dengan menggunakan sistem batch, pekerjaan akan dibagi ke dalam beberapa operasi serta satu operasi dikerjakan dalam satu waktu.
Selepas menyelesaikan pekerjaan di dalam satu operasi, maka akan dilanjutkan menuju operasi selanjutnya hingga produk selesai.
Contoh produksi batch: Suatu perusahaan hendak memproduksi 50 motor listrik, pekerjaan nantinya akan dibagi ke dalam beberapa operasi yang berbeda. Pada operasi pertama, seluruh motor akan selesai pada batch pertama lalu dilanjutkan menuju operasi berikutnya. Grup operator kedua nantinya akan menyelesaikan operasi kedua sebelum melanjutkan menuju yang berikutnya dan begitu juga seterusnya hingga dapat dihasilkan 50 motor listrik.
3. Produksi Massal
Produksi massal sering disebut juga sebagai produksi berkelanjutan, hal tersebut mengacu kepada produksi dalam skala besar guna menyediakan pasokan berkelanjutan. Aliran produksi merupakan pembuatan sebuah produk dengan serangkaian operasi, setiap proses berjalan menuju operasi selanjutnya sesegera mungkin.
Proses pembuatan akan dipecah ke dalam operasi terpisah. Produk yang sudah diselesaikan di dalam satu operasi secara otomatis akan diteruskan menuju operasi selanjutnya hingga selesai. Tidak terdapat kesenjangan waktu antara pekerjaan yang dikerjakan dalam proses pertama dan berikutnya. Aliran produksi ini akan berkelanjutan serta progresif.
Faktor Pendukung Manajemen Produksi
Ada dua faktor pendukung manajemen produksi, yakni divisi of labour dan revolusi industri. Divisi of labour adalah pembagian tugas yang tepat. Sedangkan, revolusi industri dalam manajemen produksi adalah pergantian tenaga manusia dengan mesin atau robot dalam proses produksi.
Karakteristik Manajemen Produksi
- Pencapaian Tujuan dan Sasaran Organisasi. Manajemen produksi membantu organisasi dalam meraih tujuan serta sasaran. Pada saat manajer menangani unit produksi serta mengawasinya dengan cermat, maka jumlah pemborosan berkurang serta produksi dapat meningkat. Hal itulah yang akan membantu organisasi dapat mencapai tujuannya.
- Meningkatkan Goodwill & Reputasi. Membantu dalam meningkatkan goodwill serta reputasi perusahaan. Sebab pada saat perusahaan memantau produknya, kualitas dari produk itu sendiri akan meningkat sehingga biayanya dapat ditekan. Hal itulah yang akan meningkatkan itikad baik perusahaan di pasaran.
- Peningkatan Laba. Membantu dalam meningkatkan laba perusahaan untuk meminimalkan biaya produksi serta mencoba untuk memperoleh output maksimum dengan input minimum.
- Membantu Meningkatkan Ekonomi. Memastikan penggunaan sumber daya secara optimal yang juga akan membantu meningkatkan ekonomi negara serta menghemat sumber daya untuk generasi berikutnya.
Perbedaan Manajemen Produksi dan Manajemen Operasional
- Klasifikasi Pengerjaan: pada Manajemen Produksi Beberapa produk seperti komputer atau mobil, karyawan produksi cenderung lebih sedikit ketimbang servis. Sedangkan, pada Manajemen Operasional karyawan produksi cenderung lebih banyak.
- Costumer Contact: pada Manajemen Produksi Costumer contact tidak terlibat produksi namun lebih banyak di bidang servis. Sedangkan, pada Manajemen Operasional Costumer contact terlibat produksi.
- Output: Dari segi output, manajemen produksi berhubungan dengan pembuatan produk seperti komputer, mobil dan sebagainya. Sedangkan manajemen operasional akan berperan sebagai produk dan servisnya.
- Usage of Output: pada Manajemen Produksi Produk diproduksi di waktu tertentu, sementara pada Manajemen Operasional Service dikerjakan secara langsung.
Referensi
- Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
- Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
- Heizer, J. & Render, B. 2011. Operations Management. Tenth Edition. Pearson, New Jersey, USA.