Benchmarking : Definisi, Tujuan, Fungsi, Metode, Jenis, Tahapan dan Manfaat
Dalam kehidupan sehari-hari, proses perekonomian berjalan dari waktu ke waktu. Dari 0 ke 1, dari 1 ke 2 dan seterusnya. Bahkan, ada juga yang sebaliknya. Kita berharap berjalan positif dan progresif dari 1 ke 2 dan seterusnya secara perlahan-lahan.
Banyak sekali istilah-istilah dalam dunia ekonomi, tak terkecuali Benchmarking. Mungkin ini kata yang belum terlalu familiar, tetapi isitilah itu perlu kita ketahui. Pasti berguna di kemudian hari. Lalu, apa itu pengertian dari Benchmarking? Nah, daripada kudat-kudet bingung tidak karuan, yuk kita simak penjelasan sebagai berikut.
Pengertian Benchmarking
Benchmarking adalah proses pencarian, membandingkan, latihan dan praktik terbaik yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus terhadap kompetitor yang terbaik di kelasnya baik dari dalam maupun dari luar industri guna mengarah pada kinerja kompetitif yang paling unggul. Benchmarking dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang tentang praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu berada.
Benchmarking merupakan upaya untuk mengetahui tentang bagaimana dan mengapa suatu perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugasnya secara lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Kegiatan benchmarking perlu keterlibatan dari semua pihak yang berkepentingan, pemilihan yang tepat tentang apa yang akan dibenchmarkingkan, pemahaman dari organisasi itu sendiri, pemilihan mitra yang cocok, dan kemampuan untuk melaksanakan apa yang ditemukan dalam praktik bisnis.
Pengertian Benchmarking menurut Para Ahli
Inilah beberapa definisi Benchmarking menurut para ahli, yakni sebagai berikut.
- Menurut Ramli (2013) menyatakan bahwa benchmarking adalah suatu proses belajar yang berlangsung secara sistematis dan terus-menerus dimana setiap bagian dari suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik atau pesaing yang paling unggul.
- Menurut Albar dkk (2014) menyatakan bahwa benchmarking adalah evaluasi kinerja relatif dari perusahaan (atau entitas produksi lainnya) yang mengubah input (sumber daya) jenis yang sama menjadi jenis output yang sama.
- Menurut Rivai dan Murni (2012) menyatakan bahwa benchmarking adalah mencari latihan-latihan yang terbaik secara terus menerus yang mengantar kita menuju pada penampilan yang paling baik.
Tujuan Benchmarking
Inilah tujuan dari benchmarking menurut Ramli (2013), yakni sebagai berikut.
- Menilai dan meninjau ulang ekonomis, efisiensi, efektivitas serta kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam fungsi tersebut terkait dengan kondisi yang terjadi.
- Mengambil tindakan yang bersifat preventif, artinya untuk menilai apakah ada situasi dalam perusahaan yang potensial dapat menjadi masalah di masa depan meskipun pengamatan sepintas mungkin menunjukkan bahwa situasi demikian tidak dihadapi perusahaan.
- Membandingkan hasil kerja perusahaan secara keseluruhan atau berbagai komponen dengan standar yang mencakup berbagai bidang kegiatan dan berbagai sasaran perusahaan yang ditetapkan sebelumnya.
- Menjadi yang terbaik dalam melakukan aktivitas dan proses. Benchmarking juga seharusnya melibatkan perbandingan dengan para pesaingnya atau industri lainnya.
- Meningkatkan kinerja organisasi agar mampu bersaing dengan organisasi lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Fungsi Benchmarking
Menurut Spendolini (1992), beberapa fungsi atau bagian yang dapat dilakukan benchmarking adalah sebagai berikut.
- Product and Services, yakni barang-barang yang diproduksi, dan bentuk penampilan produk dan sevice yang dihasilkan.
- Work processes, yakni bagaimana produk atau servis yang dihasilkan.
- Support Functions, yakni fungsi-fungsi pendukung untuk produksi seperti keuangan, sumber daya manusia.
- Organizational performance, yakni menyangkut anggaran, penghasilan, indikator produksi, dan indikator kualitas.
- Strategy, yakni yang menyangkut rencana jangka pendek, jangka menengah ataupun rencana jangka panjang.
Metode Dalam Proses Benchmarking
Inilah metode atau cara yang digunakan dalam proses benchmarking, yakni sebagai berikut.
- Riset in-house. Dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap informasi dalam perusahaan sendiri manapun informasi yang ada.
- Riset pihak ketiga. Ditempuh dengan jalan menggunakan jasa pihak ketiga dalam pencarian data dan informasi yang sulit didapat.
- Pertukaran langsung. Pertukaran informasi secara langsung melalui kuesioner, survei melalui telepon dan sebagainya dengan perusahaan yang dijadikan mitra dalam benchmarking.
- Kunjungan langsung. Dilaksanakan dengan melakukan kunjungan ke lokasi mitra benchmarking untuk saling tukar informasi.
Jenis-jenis Benchmarking
Inilah jenis-jenis Benchmarking menurut Watson (1996), yakni sebagai berikut.
1. Internal Benchmarking
Sebuah pendekatan untuk benchmarking di mana organisasi belajar dari anak perusahaan, divisi, atau unit operasi yang merupakan bagian dari kelompok operasi yang sama atau perusahaan (misalnya, studi penelitian dan pengembangan kelompok internal untuk menentukan praktik terbaik untuk mengurangi waktu ke pasar dalam proses pengenalan produk baru). Dalam jenis studi, informasi kinerja dibandingkan untuk proses kerja yang sama atau fungsi bisnis dalam organisasi yang sama (mungkin melihat garis unik produksi, plan yang berbeda, divisi yang terpisah, atau unit bisnis yang berbeda).
2. Competitive Benchmarking
Sebuah pendekatan untuk benchmarking yang menargetkan desain khusus produk, kemampuan proses, atau metode administrasi yang digunakan oleh pesaing langsung (misalnya, studi tentang kinerja di industri komputer laptop yang memiliki fitur hanya perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk-produk ini). Jenis yang paling ketat dari penelitian kompetitif akan menilai head-to-head organisasi bersaing dalam industri dan pasar yang sama.
3. Functional Benchmarking
Sebuah pendekatan untuk pembandingan yang meminta informasi dari area fungsional dalam aplikasi tertentu atau industri (misalnya, benchmarking fungsi pembelian harus menentukan pendekatan yang paling sukses untuk mengelola basis pemasok). Dalam jenis studi, informasi dibandingkan untuk proses kerja sama atau fungsi bisnis baik di industri atau dalam industri yang sama, tetapi fokus selalu pada area fungsional. Dapat juga dilakukan pada industri yang tidak sejenis, namun terfokus pada fungsional perusahaan.
4. Generic Benchmarking
Sebuah pendekatan untuk benchmarking yang berupaya proses informasi kinerja yang dari industri luar sendiri. Dalam jenis studi, informasi kinerja digunakan melalui pengembangan analogi yang memungkinkan belajar dengan perbandingan luas untuk proses tertentu (misalnya, mempelajari distribusi pasokan makanan untuk belajar bagaimana mengontrol manufaktur mobil logistik).
Tahapan-tahapan Benchmarking
Menurut Gaspersz (2002), tahapan atau langkah-langkah yang dilalui pada proses pelaksanaan benchmarking adalah sebagai berikut.
- Tahap Perencanaan (Planning). Tahap ini dilakukan identifikasi subjek benchmarking, identifikasi target benchmarking, dan menentukan metode pengumpulan data yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengumpulan data.
- Tahap Analisis. Tahap ini dilakukan perbandingan antara subjek benchmarking. Pada tahap ini juga digunakan untuk kelemahan dan kelebihan yang ada di antara subjek benchmarking.
- Tahap Integrasi (Integration). Tahap ini mencakup metode benchmarking yang digunakan untuk menentukan target operasional dalam proses perubahan atau perbaikan. Di sini semua temuan yang diperoleh dalam target benchmarking harus dikomunikasikan ke semua pihak dalam hierarki perusahaan agar menjadi jelas serta meminta dukungan dan komitmen dari semua para pembuat keputusan agar menjadi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai target yang telah ditentukan.
- Tahap Tindakan. Tahap ini mencakup implementasi rencana-rencana yang telah dibuat dan dikembangkan oleh seluruh pekerja. Suatu mekanisme pelaporan dibutuhkan dalam tahap ini untuk memantau efektivitas dari rencana ini. Pemantauan dilakukan secara kontinu, dengan demikian informasi di dalam tahap ini akan menjadi umpan balik bagi tahap perencanaan selanjutnya.
Manfaat Benchmarking
Inilah beberapa manfaat dari benchmarking menurut Sulisworo (2009), yakni sebagai berikut.
- Perubahan budaya. Memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target kinerja baru yang realistis berperan meyakinkan setiap orang dalam organisasi akan kredibilitas target.
- Perbaikan kinerja. Membantu perusahaan mengetahui adanya gap-gap tertentu dalam kinerja dan untuk memilih proses yang akan diperbaiki.
- Peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Memberikan dasar bagi pelatihan. Karyawan menyadari adanya gap antara yang mereka kerjakan dengan apa yang dikerjakan karyawan lain di perusahaan lain. Keterlibatan karyawan dalam memecahkan permasalahan sehingga karyawan mengalami peningkatan kemampuan dan keterampilan.
Referensi
- Albar, F.B., dkk. 2014. Desain Strategi Pengembangan UKM dengan Kombinasi Metode Benchmarking dan Blue Ocean Strategy. Seminar Nasional IENACO. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
- Gaspersz, V. 2002. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Ramli, Khaerani. 2013. Analisis Benchmarking terhadap Biaya Produksi pada PT Karunia Alam Segar. Makassar: Universitas Hasanuddin.
- Rivai, Veithzal dan Murni, Sylviana. 2012. Education Manajemen: Analisis Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Spendolini, M.J. 1992. The Benchmarking Book. New York: The American Management Assosiation.
- Sulisworo, Dwi. 2010. Strategi Korporasi. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
- Watson, G.H. 1996. Strategic Benchmarking: How to Rate Your Company’s Performance Against The World’s Best. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.